Gudeg, Ikon Kuliner Jogja yang Tertulis di Serat Centhini

Manis Gurih Gudeg

Gudeg, Ikon Kuliner Jogja yang Tertulis di Serat Centhini

Riska Fitria - detikFood
Selasa, 30 Mei 2023 18:00 WIB
Gudeg
Foto: iStock
Jakarta -

Gudeg jadi salah satu kuliner khas Jogja yang populer. Gudeg memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda hingga jadi favorit orang Indonesia.

Gudeg adalah kuliner khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda, kemudian dimasak dengan santan dengan beragam rempah dan bumbu. Gudeg disajikan dengan nasi dan beberapa lauk-pauk pelengkapnya.

Mulai dari sambal goreng krecek, opor ayam, telur pindang dan sambal. Gudeg identik dengan rasanya yang manis gurih, sesuai dengan selera lidah orang Jawa kebanyakan. Membuat gudeg secara tradisional butuh waktu berjam-jam agar bumbu meresap dan warnanya gelap kecokelatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terciptanya gudeg ini memiliki sejarah yang panjang. Dikutip dari National Geographic, gudeg ini dimasak berawal pada masa dibangunnya kerajaan Mataram Islam.

Baca Juga: Gudeg Bromo: Pedas Nonjok! Nasi Gudeg Plus Krecek Buatan 'Bu Tekluk'

ADVERTISEMENT
GudegGudeg adalah kuliner khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda. Foto: iStock

Kerajaan itu dibangun di daerah Kotagede, Yogyakarta pada abad ke-15. Saat itu, gudeg pertama kali dibuat oleh prajurit kerajaan karena ia mendapat buah nangka muda, melinjo dan kelapa berlimpah.

Versi lain menyebutkan bahwa gudeg pertama kali ada pada masa penyerbuan pertama ke Batavia oleh pasukan Sultan Agung, tepatnya pada tahun 1726-1728.

Selain itu, keberadaan gudeg juga tertulis di dalam Serat Centhini yang diterbitkan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jogja, pada 2014 lalu. Di sana tertulis soal bumbu-bumbu yang digunakan untuk membuat gudeg.

Mulai dari daun salam, daun jeruk, lengkuas, gula jawa, santan, kemiri, ketumbar, terasi, jintan, dan garam. Dalam Serat Centhini disebutkan, gudeg nangka itu disajikan di wilayah Mataram (Jogja), Wanagiri (Wonogiri), Tembayat (Bayat, Klaten).

Baca Juga: Mampir Semarang, Cicip Nasi Gudeg dan Sate Koyor di Resto Anne Avantie

GudegKeberadaan gudeg juga tertulis di dalam Serat Centhini. Foto: iStock

Soal asal-muasal ini masih menjadi bahan diskusi. Namun yang pasti, gudeg telah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta.

Gudeg kemudian terus populer, beriringan dengan perkembangan Jogja sebagai kota wisata pada tahun 1970-1980-an. Sejak itu, gudeg tak hanya jadi makanan sehari-hari, tapi juga sebagai oleh-oleh untuk wisatawan domestik.

Warung makan gudeg pun bermunculan dan menjadi destinasi wisata kuliner bagi pelancong. Kepopuleran gudeg kemudian memunculkan gaya dan variasi baru.

Ada gudeg mercon, gudeg koyor, gudeg manggar, gudeg basah dan gudeg kering. Karenanya pada ulasan detikFood kali ini, kami akan membahas tuntas seputar gudeg.

Mulai dari perbedaan gudeg Jogja dan gudeg Solo hingga rekomendasi tempat makan gudeg yang legendaris dan populer di beberapa kota besar. Simak terus ulasan detikFood ya!

Baca Juga: Arya Saloka 'Ikatan Cinta', Hobi Makan Nasi Gudeg hingga Bakso




(raf/odi)

Hide Ads